SATU MUHARAM
Kali pertama
saat gerimis mengiris mimpi
seolah takkan ada di pagi hari.
jiwaku perlahan mengayuh ingatan
Rumah kayu,tangga rapuh,jalan licin,,
Tiangg-tiang kecil dan tubuh renta
Di gumpalan awan yang berduka
semua mata menitik luka
kucoba kembali
menembus berlapis cahaya
indah nian lintang
terdekap dalam berderang
kurenungkan semua
saat kegelapan membentang
ada sorot marah,pikiran resah,
jiwa yang pasrah..
berbau kemenyan yang membeku,,
menghempas cemas di dada
sepoi hamparan
berhembus cahaya
Di satu muharram